Senin, 01 Desember 2014

Menghitung Mundur

Angin mengalir dari tekanan tinggi ke tekanan rendah
Air mengalur dari daratan lebih tinggi menuju daratan lebih rendah
Itu teori alam. Siklus Keseimbangan.
Lalu dimana batas kemampuan waktu?.
Alur aliran semu putaran Kehidupan.
Saatnya menghitung mundur.
Kesiapan mendewakan detik.
Berdetak perlahan pelan.


Sumur gambar

Selalu ada alasan buat LARI

Manusia diberi karunia dua kaki untuk berdiri, berjalan dan berlari. Dengan kekuatan yang seimbang di masing-masing kaki. Untuk menopang berat badan keseluruhan. Kaki selalu menempati urutan terbawah dalam deretan anggota tubuh. Jika kaki berada di kebalikan alias berada di urutan teratas, maka kepala yang gantian berada urutan terbawah. Sehingga pikiranpun terhadap dunia tergambar terbalik.

Selalu banyak alasan untuk berlari. Karena masih punya dua kaki yang sehat. Karena mengejar bis yang melaju cepat. Karena mengejar penjambret yang lewat. Ataupun mengejar cinta yang tak bisa didapat.!
Berlaripun menjadi olahraga yang murah. Tinggal mencari lintasannya. Menentukan target waktu. Mengkalkulasi jarak yang bakal dicapai. Menyiapkan Kebutuhan air minum untuk mencegah dehidraasi saat berlari. Mengenakan pakaian dan peralatan lari yang tepat.

Mari berlari sebelum berlari itu dilarang!

Sumber gambar
http://www.runfergus.com/

Senin, 03 November 2014

oouut

Saat dia berjalan
Hanya ada bayangan
Karena siang
Matahari garang
Menyelimuti permukaan
Menyingsing kegelapan
Bersembunyi senang
Karena pohon gersang

Sudah cukup umpat
Mencerca lebat
Salah yang dibenar
Pura tak sadar
Rupa merat
Laku melarat
Kong itu awalan
King-nya akhiran

Bila cinta adalah benci
Puji menjadi caci
Gagah berupa banci
Berani jelma janji
Tak ditepati
Mari merubah diri
Sebelum membenci

Minggu, 31 Agustus 2014

Hidup dan bicara

Jikalau berbicara mengenai hidup, semua orang serasa menjadi seorang Socrates, Plato atau Aristoteles. Hidup adalah (bla bla bla).. hidup seperti (sla sla sla).. dan hidup mengenai (ni ni tu).. Tiba-tiba semuanya menjadi ahli dan mahir untuk berbicara. 
Manusia memang terlahir untuk berbicara. Waktu yang mencatatnya. Dengan tarikan-hembusan nafas yang menjadi pengingatnya. Dan gerak yang menyampaikan isyarat.

Sabtu, 30 Agustus 2014

Selaput Pemikiran

Ini janji yang tak terbagi. Saat hujan menjadi lukisan. Awan adalah kanvas rupawan menawan.
Tidak butuh bintang. Apalagi setinggi langit. Bumi adalah tempatku berpijak.
Tanah yang basah begitu harum menggugah. Ini saatnya menanam.
Tatkala lukisan begitu indah. Menjadi harapan yang mewah.
Pepohonan adalah kenyataan. Bukanlah bintang.
Dedaunan ini tak berharga. Dinilai uang.
Hanya alat tukar. Menjadi Tuhan.
Hijaunya membutakan. Harumnya melenakan. Banyak memiskinan. Dikitnya membunuhkan.
Kecuali Bumi yang luas dijadikan tempat istirahat. Bersama cacing dan kotoran.
Ini pemikiran. Dan perasaan yang perawan.

Saatnya Waktu yang Mengancam

Dulu
Waktu sedang nyenyak bersantai.
Minum kopi di malam hari, lalu tidur disaat Matahari terjaga.
Kemaren
Waktu masih luput bergerak.
Diam tanpa baterai, tak beranjak tanpa jejak di hitungan masa.
Hari ini
Waktu terancam.
Ia galak dengan penyesalan yang terus datang menyapa.
Esok.
Waktu mengancam.
Dendam.
Terlecehkan.
Tak mampu bangun dan mengimpi bahagia.
Masa Depan.
Adalah
Sesal yang belum berjumpa.
Kegagalan untuk gagal.

Senin, 07 Juli 2014

Seperti nafas tanpa batas

Silahkan guru-i aku dengan nada
ataupun ceramahi berdasar cerita
karena berbicara adalah nafas
tanpa batas,
usia,
kedudukan,
kepentingan,

Saatnya sadar aku bukan siapa-siapa
walau demikian biarkan suara
ku menjadi detak yang menghela
karena berbicara adalah nafas
tanpa batas,
cinta,
rindu,
kecewa,
sendu,

Sudahi kisah ini yang hanya
mengangkasa harapan fana
tak perlu memberi saat kamu tak mampu menerima
karena dalam diamku untuk berbicara
adalah nafas tanpa batas,
saudara,
keluarga,
sahabat,
teman,
musuh,
dan
..(aku)

Sabtu, 05 Juli 2014

Diam untuk berbicara

Sudah saatnya kau tau aku memilih diam bukan karena aku ingin mendengarkanmu.
Aku sudah tahu arah pembicaraanmu.
Aku juga mengerti apa yang ingin kamu sampaikan.
Karena aku memahamimu dengan cara aku tidak memahamimu.
Caraku berbicara adalah diam saat kamu butuh bercerita,

diam dengan memperhatikan gerak kamu,
gerak mata,
gerak tangan,
gerak bibir,
gerak raut wajah,
semua gerak adalah dansa diam yang tak bersuara.

diamku juga belajar mengenali suara kamu.
intonasi emosi,
intonasi ejaan,
intonasi kebiasaan,
intonasi karakter,
semua intonasi merupakan oktaf tuli tertinggi

Jika pemilu adalah kamu
aku memilih melepaskanmu
saat cintaku membungah
tatkala rinduku membuncah
sewaktu geloraku bergairah

bisa jadi tak terlihat oleh mata telanjangmu
karena saat kamu tidur aku bangun mendoakanmu
tatkala kamu sibuk aku santai memikirkanmu
sewaktu kamu memberi punggung, aku tetap berdada tegap

melepaskan untuk mengikat
perasaan untuk dipikirkan!

Jumat, 06 Juni 2014

Ingin bercerita dengan raja dan ratu di dekat pohon jambu air yang sudah ditebang.

Terbesit kisah yang diungkit untuk dikenang masa depan.
Ada sebuah keluarga manusia dengan gerombolan burung pipit yang sering bertamu, di pohon jambu air depan rumah.
Mereka tak ingin dijamu.
Karena bisa mandiri mencoba membangun keluarga pohon jambu air yang berbahagia.
Keluarga manusia tidak pernah mendekati pohon jambu air, juga tidak pernah mencoba merawat.
Dan alam-lah yang mengasihi pohon jambu air tersebut.
Dengan rezeki hujan, terik matahari yang garang, dan kenyamanan malam.
Pohon jambu air menjadi tempat yang sempurna untuk keluarga burung pipit.
Mereka berbahagia setiap pagi.
Saling berbicara dengan saling menatap.
@PipitElang "Ini pagi yang indah"
@PipitGaruda"Pagi yang datang setelah malam"
@PipitElang"Sungguh hangat melihat mu indah hari ini"
@PipithRajhawali"Kamu juga indah dengan semangat yang membara"
@PipitElang"Pelihara mimpi menjadi elang adalah kuncinya"
@Pi2tSaja"Bukankah kita burung pipit?"
@PipitElang"Tampak luarnya saja, kekuatan dalamnya melebihi elang"
@PipitGaruda"Aku pilih menjadi garuda yang gagah saja"
@PipithRajhawali"Garuda hanya burung utopia yang tak bisa terbang"
@PipitElang"Tidak bisa terbang karena kakinya sudah biasa di ikat, dan aku percaya Garuda itu ada"
@Pi2tSaja"Dimana kamu pernah melihatnya?"
@PipitGaruda"Saat aku menatap danau bening yang indah, aku melihatnya terbang melintasi"
Mereka berbicara memelihara mimpi dengan bercerita dan menyemangati.
--------------------------------------------------------------------------------
Merdu serta anggun mengiringi kepergian gerombolan burung pipit besar.
Ada tiga sarang di pohon jambu air.
Dua sarangnya jadi tangisan cerewet gerombolan burung pipit kecil.
Satu sarang lagi masih berupa sekelompok telur.
Tatkala matahari nya meninggi, lebih cerah, lebih gagah, dan tersenyum mewah.
Dengan kehangatan yang menjerat, awan pun tak berani melakukan pemberontakan.
Saat itulah dua pasang burung pipit besar mendekat. Memberi makan anak-anak yang kelaparan.
Berbicara renyah kepada pasangan yang belum menetaskan telurnya.
@Pi2tSaja"Kesempatan yang indah memiliki butiran telur memukau"
@PipitElang"Juga kesempatan yang baik mendapatkan tanggung jawab tersebut"
@PipitAlam"Aku percaya pada alam yang indah membantu menyelesaikan tanggung jawab"
@PipitGaruda"Sudahkah kamu berbicara dengan alam yang indah"
@PipitAlamiah"Ia punya banyak pengikut yang tidak bisa disepelekan, aku hanyalah salah satunya"
@PipitElang"Milik semesta yang tidak bisa dicintai sepenuhnya"
@PipitGaruda"Semoga telurmu juga menjadi burung pipit yang indah"
@PipitAlam"Aku lebih mengkhawatirkan nasib pohon jambu air yang mewah ini"
@PipithRajhawali"Aku juga, ini masa depan yang hanya bisa diserahkan ke alam"
@PipitElang"Dan keluarga manusia yang bertempat tinggal"
@Pi2tSaja"Aku iri dengan kebahagiaan keluarga manusia yang sunyi"
@PipitGaruda"Manusia dengan berbulu lebat selalu menjadi pemimpin"
@PipitAlamiah"Ia tak pernah berkotek kecuali membuka paruh dengan lebar"
@PipithRajhawali"10 x ukuran garuda, dan tidak bersayap"
@PipitAlam"Juga ada manusia dengan bulu yang sangat panjang dikepalanya"
@PipitElang"Terkadang ditutupinya, juga lebih banyak terurai"
@Pi2tSaja"Ia indah dan berkotek nyaring"
@PipithRajhawali"Sudahlah manusia bukan urusan kita"
@PipitAlamiah"Tapi ia juga bagian semesta yang mengarahkan masa depan"
@PipitAlam"Cukup percaya pada takdirmu"
@PipitElang"Kepastian yang ada di bumi adalah ketidakpastian"
@PipitGaruda"Silahkan berfilsafat, bumi tidak akan mengasihi dengan keraguan"
@PipithRajhawali"Kamu juga percaya hal itu"
@PipitElang"Untuk saat yang harus dipercaya"
-----------------------------------------------------------------------------------------
Pohon jambu air sudah ditebang. Masa lalu adalah kenangan dan sejarah.

@ManusiaTanpaGelar

Mekanik Ingusan

I. BENSIN

Ada yang bertanya padaku,” apa kesalahanku selama ini?”. Aku menjawab, “ kesalahanku adalah hidup didunia ini, dan tidak memanfaatkan kesempatanya dalam hidup”. Aku tidak tahu kalimat yang terlontar spontan itu aku dapat mana, atau pun aku pernah dengar dari siapa. Tapi aku jujur berkata itu pada diriku sendiri. Aku terlalu sering melupakan pintu yang terbuka disebelah pintu tertutup yang terus ku pandangi dan ku sesali. Bahasa yang sering kudengar, tidak pernah “move on” dari situasi. Sehingga tujuanku, bensin hidupku. Tidak pernah terbakar sempurna karena aku sendiri tidak mengetahuinya secara rinci langkah pembakaran dalam yang tepat. Disebabkan aku terpaku pada masalah hidup yang hanya ku ratapi.
Saat ini aku masih meneruskan pendidikan di tingkat universitas. Memasuki tahun keempat, mendekati tahun kelima. Artinya berjarak tiga tahun dari tenggat waktu lulus yang ditetapkan atau aku dikeluarkan secara terpaksa. Aku memang masih ingin belajar tapi aku sendiri tidak menunjukkan perkembangan yang baik dalam pelajaran.
“ IP (indeks prilakumu) kenapa turun lagi nak?”
Dosen waliku bertanya pertanyaan yang sama seperti semester sebelumnya.
“Aku tidak tahu pak (bukan urusanmu pak),”
Jawabku sekenanya. Tapi tak menghentikan dia bertanya.
“Lalu bagaimana dengan tanggung jawab dengan orangtuamu nak?”
Aku hanya diam mendengarkan.(bukan urusanku pak itu tanggung jawab orangtua ku)
“Mulai saat ini kamu harus lebih sering di kampus. Waktumu tidak banyak. Jangan terlalu melankolis lah. Bersikap dewasa. Tidak ada waktu untuk bermain lagi. Sudah saatnya kamu memutuskan masa depan dengan tepat. Saya sebagai seorang pendidik tugasnya mengingatkan. Bakar bensin impian dengan urutan yang benar. Kompresi-kan dengan niat membahagiakan orang tuamu. Untuk menghasilkan langkah ekspansi (usaha) yang maksimal. Saya memperhatikan kamu!”
Kembali aku dicecar dengan ancaman dan terpaksa aku menjawab.
''Baik pak (daripada bermasalah pak)"
"Ya sudah, saya masih ada kesibukan yang lain. Saya harap ketemu denganmu lagi membawa hasil yang lebih baik!"
"Siap pak. Saya pamit dulu, permisi pak”
            Kepergianku disambut dengan hentakan tangan kiri menyuruhku keluar, ditambah isyarat menutup pintu dengan isyarat yang sama. Aku berpikir untuk mengunci pintu itu dari luar. DN akan sangat senang mendengar rontaan bapak itu, seperti rontaan tahanan maling sandal yang dihukum lima tahun penjara. Lebih berat dari 4 tahun 5 bulan koruptor bangunan olahraga yang senilai sandal 50 juta orang. Tragiss. Aku memang menjadi apatis terhadap nilai ku yang berantakan, tapi aku tetap cinta asal bukan negeriku yang berantakan. Dan merasa membantu negeriku menjadi lebih baik dengan menghujat koruptor uang rakyat dibanding menghujat diri sendiri yang tidak mau belajar, hidup mahasiswa tingkat akhir!. ‘^^
Terlepas dari harapan tinggiku terhadap negeri ini, aku juga punya tujuan sederhana mengandung harapan untuk diriku. Aku harus lulus, seberat apapun langkahku meraihnya. Harus!

II. KECEPATAN PENUH

Tik Tik Tik
Itu bukan suara hujan, melainkan suara telepon genggamku berdering. Sengaja kuganti bunyi panggilannya. Biar aku mengingat kembali masa kecilku yang senang memperhatikan tetesan air hujan yang menerpa atap rumahku. Bunyinya menentramkan. Semakin lama aku memperhatikan semakin aku mengerti. Kenapa orang takut saat hujan datang. Karena hujan tibanya keroyokan, kalau sendiri-sendiri sepertinya tidak perlu orang takut menghadapinya.
Pertanyaan datang, kenapa ceritaku melantur saat telepon genggamku berdering. Karena aku lagi tertidur pulas. Arti pulas itu sama dengan keadaan aku tidak akan terjaga walau ada gempa 4.0 SR. (jangan yang tinggilah, ntar malah kiamat dulu sebelum aku bangun J ). Apalagi dengan suara dering telepon seperti suara hujan tersebut yang malah membuatku semakin terlelap lebih dalam dan semakin dalam.
Aku tidak tahu mimpi apa sewaktu hujan terasa begitu deras. Mataku jadi begitu berat untuk menantang cahaya. Masih terperangkap oleh euphoria kegelapan. Mengundang untuk terus bermesraan. Aku kasmaran dalam pesona penasaran. Berhasrat menyambung mimpi yang tersekat. Nyata dan fana. Semakin lama hujan jadi lebih deras. Aku lebih hanyut dalam pusaran istirahat panjang.
----------------------------------------------------------------------------------------------
Sebagai komandan, aku adalah keputusan, perintah, aturan dan keharusan. Ini adalah jalan panjang menembus semesta. Tujuanku menaklukan angkasa. Melintasi batasan yang terbentang. Aku tidak berhenti sebelum mencapai apa yang kuharapkan. Bagiku kebanggaan adalah menyelesaikan tugas dengan baik. Itulah kenapa aku menjadi komandan kapal pelintas batas angkasa. Karena aku terbaik dalam menangani dan mengarahkan dengan tepat kemana arah kapal ini berlayar.
Setengah perjalanan masih diliputi kawasan gelap tak bercahaya. Entah kemana bintang berpendar. Ini adalah kemiskinan angkasa yang terselimuti. Tanpa arah yang jelas,  ku komando tetap lurus kedepan.
“Radar kita rusak komandan’’
“Ada kemungkinan badai kosmik menanti didepan komandan”
“Lebih baik kita menyimpan energy dengan diam terlebih dahulu komandan”
Suara-suara negatif kapal tak kuhirau. aku adalah komandan. Aku adalah perintah. Aku adalah aturan. Aku adalah keputusan. Harus berapa kali kujelaskan agar kalian mengerti.
“TETAP LAJUKAN KAPAL LURUS KEDEPAN DENGAN KECEPATAN PENUH”
Gelegar suara perintahku membahana menenggelamkan suara kru kapal yang entah kenapa bisa setia dengan sikap otoriterku ini.
Kapal melaju mencapai tenaga maksimal yang bisa ia kerahkan. Dengan kecepatan ini satu galaksi bisa terlewati dengan empat kedipan mata. Sehingga lintasan menjadi lebih terang belum tersadari sudah menanti didepanku. Bukan bintang yang berjejer. Melainkan badai kosmik. Sesuai dengan prediksi kru kapal yang kuabaikan. Badai itu menerjang bergelombang laksana tsunami yang menerpa aceh daratan. Siap meluluhlantakan apapun yang didepannya. Inilah kematian yang didambakan untuk tak dikenang. Keputusan buruk komandan penyebab tragedy yang seharusnya bisa dihindarkan.

III. ASSISTENSI

Kali ini aku benar-benar terjaga. Suara dering telepon genggamnya masih bersahutan. Tertekan jempolku menjawab panggilan.
“Lagi dimana?, Ayo Assistensi, Udah ditunggu dari tadi, Buruan yak, Harus satu kelompok bersama lengkap lho”
Aku tak sadar responku seperti apa menjawab serbuan pertanyaan dan ajakan tersebut. Sepertinya tidak sempat aku melontarkan satu katapun sebelum teleponnya terputus dari seberang.

Kepalaku tak gatal, tapi tetap saja reaksi tanganku menggaruk-garuknya. Mencari bekas galian kutu rambut. Bahkan alasan pencarian itu tak kumengerti. Aku bisa saja melihat dengan mata telanjang didepan kaca. Dengan rambut cepak pendek tajam, jangankan kutu rambut yang takkan luput dari pengawasanku. Seekor cicakpun bisa mati jika berniat mendarat dikepalaku.

Aksi garuk-menggaruk ini terasa mengasyikkan. Bukan hanya rambut yang ingin diperhatikan, badan, punggung, kaki dan tangan pun saling bermesraan dengan perasaan saling peduli melalui garukan yang membekas. oiya siap-siap kekampus!. otakku mulai bekerja dan berfungsi. matahari masih seperti biasa menjalankan kewajibannya menerangi malam untuk menjadi siang.

Sesuai dengan perhitungan waktu yang dibuat manusia, jam dinding menunjukkan pukul 9 lewat 17 menit waktu kosanku. bergegas kekamar mandi tanpa membawa handuk, cukup sikat dan pasta gigi. segera membasuh muka juga menggosok gigi dengan empat kali sentuhan praktis, simpel ala mahasiswa kebelet kekampus.

Tidak perlu khawatir tidak mendapatkan teman karena tidak mandi. Itu adalah bentuk solidaritas tanpa batas, karena ketidakpedulian terhadap teman adalah barang haram dikampusku. Bahkan ketika kamu sudah mengerjakan tugas, tanpa tedeng aling-aling harus segera membagi dengan sukarela ke teman-temanmu. Bahkan kepedulianmu terhadap penampilan adalah wujud murtad dari pergaulan kampusku.
  
Setiba di laboratorium, aku mengetuk pintu bukan karena menyimpan dendam dengan pintu. naif sekali karena pintupun bisa membalas sakitnya sekeras aku memukulnya. 
"Tugasnya mana dek?"
Assisten Lab bertanya padaku sebelum sempat aku duduk dikursi yang sudah kosong menggoda untuk aku singgahi. aku ingin duduk karena temanku juga duduk begitu juga assistennya. aku tidak mau terlihat lebih tinggi dari assisten. olah sebab itu aku berusaha untuk duduk terlebih dahulu sebelum menjawab pertanyaan assisten.
"Tugas apa ya mas?
Pertanyaanku polos seperti kaos kaki grosir dipasar johar. sambutannya beragam, teman-teman satu kelompok menatapku seperti artis Indonesia yang lagi siap-siap manggung. Dengan intensitas yang dibumbui sinis pastinya. Bahkan temanku yang duduk persis disebelahku, Golith, berbaik hati memukul kepalaku bagian belakang dengan tangan kirinya. tidak lembut dan cukup membuatku seperti mengangguk. 
"Tugas kelompok kita jing, kan sudah aku kirim ke e-mailmu untuk tak suruh print!"
Golith tidak berbisik padaku, bahkan assistenpun mendengarnya.
"Modemku paketnya habis lith, aku belum download datanya"
Pembelaanku dengan berbohong tetap tak bisa diterima golith.
"aku akan mencoret namamu dalam tim"
kali ini dia berbisik padaku.

Solidaritas yang kuagungkan mendadak menghilang tanpa jejak. hanya fatamorgana yang mengawan dalam harapan fana tanpa cela. karena memang manusia adalah makhluk yang membatasi dirinya. termasuk aku.
   __________________________________________________________________________
 Bersambung....

Jumat, 23 Mei 2014

Jum'at rezeki

Jum'at terkenal dengan ke-keramat-tannya. Juga merupakan hari yang penuh anjuran untuk melaksanakan kebaikan. Jum'at menyapa manusia yang bekerja untuk beristirahat sejenak. Tatkala matahari begitu terik, tepat menghujam batok kepala. Hingga bayang sendiri terbenam dalam kegarangan matahari. Itulah waktu yang tepat untuk membasuh muka, mengusap kedua tangan hingga batas masing-masing siku, menyapu dan membasahi permukaan dahi hingga kepala, membersihkan kedua daun telinga, serta mendinginkan juga memijit kedua kaki dengan air suci dari batas mata kaki hingga ujung jari.

Hati ini berdesir perlahan. Menikmati kesejukan dengan sujud yang dalam. Banyak do'a yang terhampar membentang. Menyadari harapan begitu tipis jaraknya dengan kenyataan. Langkah terakhir tersekat oleh krisis kemandirian. Aku disadarkan jum'at bahwa hidupku tak sendirian. Ia mengajarkan ku arti harta yang terpendam dalam tubuh. Harta penting yang sangat bernilai. Perhatian dan Kasih sayang. Apa yang ku miliki saat ini adalah harapan. Usia, pendidikan, dan hubungan adalah nilai dari harapan.


Biasanya setelah jum'atan, ada aja kejadian yang mengingatkan ku untuk bersyukur. Ada teman yang udah lama tidak berjumpa, kangen untuk saling bercerita. Sama-sama jadi mahasiswa yang belum dibolehkan pakai toga saat ramai-ramai berkumpul di gedung yang pertama kita datangi untuk mendaftar, agar sebagai tanda mengakhiri status yang sudah lama melekat. Moment dirindukan dan untuk dikenang nantinya. Lalu makan bareng gratis. Pulangnya bayar masing-masing.

Jum'at tetap tersenyum padaku, saat ia berpisah ia tak ingin melihatku bersedih lagi dan kehilangan semangat. "Hari Sabtu juga indah, ia adalah waktu untuk kamu beristirahat sejenak dengan beban kerja yang lebih sedikit".
"Kamu spesial dihatiku dan aku akan selalu menyanyikan lagu _begitu indah_ dari Padi untukmu, Jum'at"
"Terimakasih, Titip salam dengan sabtu. Berselingkuhlah dan bercintalah dengan gairah dosa untuk bertemu denganku. Agar kamu merasa bersalah"
"Jum'at rezeki kayaknya lebih cocok untukku"
Akupun membalas senyumannya yang bakal kurindukan untuk beremu dengan Jum'at yang lain.



Minggu, 06 April 2014

(kembali ke asalnya) Mesin

Apa yang membuat ilmu pengetahuan itu tampak hebat?
Sehingga banyak penemuan-penemuan baru yang terus berhasil membuat kita menjadi lebih terbantu.
Terlebih dahulu kita membahas fungsi dari ilmu pengetahuan itu sendiri. Sebagai alat bantu untuk kita (manusia) mengenali, pertama diri sendiri, kedua lingkungan, dan ketiga kehidupan. Akan banyak aspek yang mencakup tiga hal tersebut.  Hal yang perlu saya tekankan adalah alat atau ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan terlihat hebat karena saling keterikatannya masing-masing sub-ilmu itu sendiri.


Contohnya Ilmu Mesin yang terikat dengan ilmu fisika, kelistrikan, ekonomi, hukum, dan bahkan sastra. Karena ilmu itu sendiri adalah seni. Seni pun adalah ilmu. Saat seorang dosen mengajarkan ilmu dengan gaya bercerita dengan penggambaran alat kelamin pria, BUKAN berarti dosen tersebut mengajari kecabulan!. Hal itu adalah cara dosen tersebut untuk anak didik bisa lebih mengerti dengan mengenali diri sendiri terlebih dahulu. 

Sang Maha Ilmu pun memang telah memberi tamsil terbaik dibidang keilmuan dari tubuh manusia.  Bukan hanya ilmu Kedokteran, Biologi, dan Kesehatan saja yang boleh mempelajari anatomi tubuh. Mesin Pun juga WAJIB hukumnya mengenali dan mempelajarinya. Kenapa pesawat memiliki badan dan moncong nya berbentuk dengan alat kelamin pria atau lebih disingkat dengan "titit"?. Hal dipelajari dan dibahas juga oleh calon atau sudah jadi insinyur teknik mesin.

Penyebabnya karena bentuk cantilever pada moncong pesawat karena mampu menahan gaya puntir dan meneruskan gaya geser dengan baik pada keseluruhan batangnya. Badan yang berbentuk tabung untuk memudahkan daya angkat pesawat karena gaya angkatnya berpusat pada satu titik. 



Lalu ada juga seorang dosen yang mengatakan bahwa murid ajarnya adalah sampah. bukan berarti dosen tersebut tukang sampah. Maksudnya dosen tersebut memacu daya belajar mahasiswanya untuk bisa membuktikan kapasitas dan kapabilitasnya dalam menggali ilmu pengetahuan. Tidak selamanya dosen yang menjadi dewa pemberi nilai menjadi sang kebenaran yang tak terbantahkan. Dan tidak berarti juga menjadi keledai yang hanya memutari lingkaran yang tak berujung.

Etos belajarlah, Keingintahuan lah, dan Kerja keras tanpa menyerah lah menjadi pembedanya. Keterikatan dosen dan mahasiswa, guru dan siswa, pendidik dan anak didik, pemerintah dan masyarakat, juga orang tua dan anak adalah kunci ilmu pengetahuan menjadi hebat. Saya tekankan disini, kata sambungnya adalah 'dan'.  jadi hubungan yang terjadi adalah saling berkesinambungan. Bukan dengan 'ke', yang bersifat satu arah.

!!!!!!!!

Ayoh Demo!! Demo masak!

Aku lapar
Aku lapaar
Akuu Butuh Makan
Aku tidak butuh janji
Cukup Makanan yang kau hantarkan untukku


Apa yang akan kalian hidangkan?
Cukup banyak bumbu yang kau taburkan!
Dari bahan dapur yang telah diserakkan!
Berapa harga dari masakan kalian?
Tak cukupkah air mata dan harapan yang telah tertumpah
Tertumpah jatuh jauh tak kembali
Hilang rasa lapar ini, Hanya mual dan muak melihat semuanya

Awalnya aku lapar akan daya pikat harumnya bumbu merekah, renyah
juga daya kreasi cipta citra yang tak kenal lelah
Hilang semua idealis kelaparanku
aku mual dan muak
Aku lebih baik berpuasa untuk lima tahun ke depan
demo masak ini pesta yang hanya dibumbui harga kelaparan yang melangit

Bukan (aku)

Untuk saat ini masih bercerita tentang diri pribadi. Aku bukanlah orang yang akan selalu menghitung seberapa waktu yang telah berlalu. Menurutku waktu hanyalah sebuah alat bantu bagi manusia menutupi kekurangannya memaksimalkan kapasitas otak. Manusia punya banyak kekurangan. Bukan makhluk yang sempurna.  Butuh banyak alat untuk memperlihatkan keunggulan nya. Tidak ada manusia yang mampu bekerja sendiri. Keterkaitan manusia dengan individu lainnya adalah kebutuhan beras dengan air sebelum dimasak. Tingkatan perubahan koneksi otak manusia sebanding dengan garis pencapaian kemajuan teknologi alat bantu yang berhasil ditemukan. Namun berbanding terbalik dengan pola komunikasi dan kebutuhan dari interaksi manusia secara sosial.

Hal yang ingin saya sampaikan disini adalah cara berkomunikasi yang sudah sangat berbeda diterapkan oleh individu. Komunikasi yang terjalin mengakibatkan hubungan teman dekat serasa jauh, dan hubungan yang jauh serasa dekat. Contoh kongkretnya adalah saat bepergian. Saat saya menemani seorang teman lama yang katanya kangen ingin menemui saya, nyatanya selama saya menemani dia hanya mengakibatkan saya tak ingin menemani dia lagi. Karena sepanjang perjalanan, dia lebih banyak mengahbiskan waktu dengan berkomunikasi melalui telpon genggamnya dan saya menjadi patung hanoman yang memandangi sebagai saksi bisu.

Sejatinya kritik ini untuk saya juga yang berusaha menyeimbangkan pola komunikasi yang baik dengan teman, keluarga, dan siapapun juga.

Putus asa


Layang-layang yang terikat tinggi di langit melawan angin
Gitar tanpa senar yang berdenting parau menjadi drum
Langit sore mengimpikan matahari menjadi tinggi
Menggaruk tangan yang nakal walau tidak gatal

Putus asa tidak pernah sekalipun ingin menjad harapan
Ia menghargai dirinya
Ia mencintai penyesalan
Ia merindu gagal

Putus asa sekarat
Ia tenggelam dalam masalah
Padahal  ia mampu berenang
Namun renang tidak cukup membantu
Mampu dan cukup bukan teman putus asa
Mereka saling mengenal tapi tak pernah menyapa

Namun dan tapi mengaku sahabat
Mengenal keraguan
Mengubah kepastian


Jumat, 04 April 2014

(selalu) Sederhana

Orangtua itu impian

Ayah itu usaha

Ibu itu kaya

Keluarga adalah cita-cita

Abang itu sehat

Adik itu aman

Istri itu hiburan

Anak itu bencana tak terduga

Mertua itu ujian terberat

Adalah itu perumpaan


Dan aku gagal berhasil gagal

Berani gagal?!

Menjadi bawahan itu tidak mudah. Harus menaati semua peraturan. Patuh pada perintah atasan. Selalu jadi orang dibelakang yang tidak dapat peran. Tak mampu menjadi orang yang bertanggung jawab akan masalah. Selalu disalahkan dan ditekan oleh pemimpin terdepan.
                Bosan aku jadi orang yang selalu ditekan. Tak mampu menekan balik karena tidak punya kekuatan. Aku pingin berbuat sesuatu yang berarti. Menjadi pemimpin kelompok. Apapun itu. Siapapun itu.
Pertama aku jadi ketua kelas. Berhasil. Dua kali di SD ditambah satu kali di SMA. Selalu digugat oleh para pengikutku. Jabatan terakhir malah aku hanya bertahan setengah semester  tahun ajar.

Kedua di Universitaspun tak berubah, aku masih anak bawang disetiap kelompok yang aku ikuti. Bagian pertama aku mencalonkan diri jadi komandan tingkat angkatan. Gagal. Aku terlalu takut untuk berbicara tegas dan tepat saat penunjukan. Takut dalam arti tak mampu berkata apapun itu.

Ketiga di kelompok organisasi yang lain, Aku masih menjadi orang yang menyandang digit lebih banyak dari yang lain. Saat di paguyuban daerah. Dalam kepanitian tournament, aku jadi ketua yang menjadi suruhan bawahan. Lalu tahun berikutnya aku jadi kepala departemen yang bekerja sendiri.

Keempat aku masuk organisasi kampus. Semi-tentara pelajar. Tahun pertama aku lalui dengan baik. Sebagai anggota baru. Siap dipelonco. Siap ditempa. Siap dididik keras. Aku laki-laki berani mati. Semangatku bagai api saat pertama kali bergabung.
Sayang bensinnya mahal. Tahun kedua ditunjuk sebagai penegak disiplin. Malah bensinku menipis. Aku kendor menegakkan disiplin sendiri. Walau aku pingin berkilah. Aku hanya mau jadi pemimpin regu. Aku tak mampu jujur menghadapi sikap serakahku.
Asal dapat jabatan, yang penting aku senang. Malah akhirnya aku melarikan diri dari tanggung jabatan yang kuemban. Dicopot dan dijadikan anggota (kembali). Aku tak terima. Aku menghilang dari peradaban kehidupan yang kuanggap menyiksa.

Kesempatan terakhirku semasa kuliah di Kuliah kerja nyata. Dengan ambisi menggebu-gebu, selalu berhalusinasi aku adalah pemimpin kelompok desa. Aku mencoba berimajinasi terlebih dahulu. Untuk bisa diterapkan dalam kenyataan.
Pahitnya. Aku gagal (lagi). Menjadi kroco adik tingkat. Sangat mengganggu kehidupan senioritasku yang kerjaannya nyampah serapah dan ngebun binatang.

Terakhir, aku masih duduk manis didepan kelas. Saat teman-teman yang sama masuknya sudah duduk manis didalam mobil yang mereka (mungkin beli sendiri, atau minjam). Juga sudah pernah menginjak salju yang katanya dingin. Sedingin batu es yang kucoba kuinjak. Kepalaku belum juga menyandang topi yang bakal aku lempar keatas. Semoga topinya kesangkut pohon.  Ga perlu jatuh lagi biar aku tak sedih mengingat nilaiku yang udah jatuh.

Ini cerita gagalku mana cerita suksesmu?

Gila

Gila adalah mengubah ketiadaan menjadi kekosongan.

Pemimpin adalah melayani dengan membimbing

Pagi adalah waktu harapan

Siang merupakan aksi nyata

Malam juga istirahat yang cukup

Ayam itu tertawa kukuruyuk

Makannya pakai patuk

Bicara nya juga hanya mau sama ayam yang lain

Manusia gagal adalah keberhasilan untuk mengenal kegagalan


Semoga amanah tidak lari dari kenyataan 

Selamat memilih!

Rabu, 02 April 2014

Awal yang mendekati akhir

Setelah melalui proses panjang untuk terus belajar pantang menyerah
Akhirnya bisa memulai tugas akhir.
bermula dari proposal terlebih dahulu.
ini dia wujud awal proposalnya

http://www.4shared.com/file/Jj0ow3RVba/Proposal_TA.html


Jumat, 28 Maret 2014

Gairah itu muncul dari sebuah kebersamaan

Ada yang datang duluan. perginya lebih cepat dari yang diperkirakan. sedangkan yang tiba berbarengan. tapi pergi meninggalkan lebih dahulu. tapi tetap kenangan akan kebersamaan takkan terlupakan

Benalu yang merekah

Banyak hujatan yang ditujukan untukku. Baik dari silsilah awal mula diriku mulai ada hingga akhir diriku yang disambut gembira. Apa salah ku? ? Ini adalah cara ku untuk hidup. Aku bergantung pada induk semang karena aku tak mampu menghasilkan makanan sendiri. Aku tumbuhan yang dilahirkan dengan naluri binatang. Bagi induk semang ku sendiri, aku adalah benalu yang merekah. Induk semang ku lebih merasa senang melihat ku tumbuh semakin besar, semakin panjang, semakin kuat dan semakin kokoh. Induk semang ku tak berpikir untuk menghilangkan ku dari silsilah kehidupannya. Benalu yang merekah di tubuhnya adalah sebuah proses yang harus dijalani oleh induk semang agar benalu tetap mampu bertahan hidup. Ia tak menyadari bahwa benalu yang dulu hanya berbentuk biji sekarang telah bertumbuh mendekati besarnya tubuhnya.
Aku belum, bahkan takkan, bisa menghasilkan makanan sendiri. Aku tak mampu mempunyai akar untuk menyedot makanan didalam tanah. Padahal induk semang ku telah menunjukkan arah dimana aku harusnya menancapkan akar ku. Aku menyalahkan tanah yang tidak subur, tidak gembur dan tidak makmur. Sedangkan aku tidak menyadari dan tidak mengenali diri sendiri. Aku tumbuhan yang impoten untuk mengakar ke tanah. Aku dan naluri binatang adalah jodoh yang tak terpisahkan. Aku punya langit yang sama dengan induk semang ku. Punya tanah yang sama dengan induk semang ku. Dan aku menjadi benalu yang merekah didalam tubuh induk semang ku.