Untuk saat ini masih bercerita tentang diri pribadi. Aku
bukanlah orang yang akan selalu menghitung seberapa waktu yang telah berlalu.
Menurutku waktu hanyalah sebuah alat bantu bagi manusia menutupi kekurangannya
memaksimalkan kapasitas otak. Manusia punya banyak kekurangan. Bukan makhluk
yang sempurna. Butuh banyak alat untuk
memperlihatkan keunggulan nya. Tidak ada manusia yang mampu bekerja sendiri.
Keterkaitan manusia dengan individu lainnya adalah kebutuhan beras dengan air
sebelum dimasak. Tingkatan perubahan koneksi otak manusia sebanding dengan
garis pencapaian kemajuan teknologi alat bantu yang berhasil ditemukan. Namun
berbanding terbalik dengan pola komunikasi dan kebutuhan dari interaksi manusia
secara sosial.
Hal yang ingin saya
sampaikan disini adalah cara berkomunikasi yang sudah sangat berbeda diterapkan
oleh individu. Komunikasi yang terjalin mengakibatkan hubungan teman dekat
serasa jauh, dan hubungan yang jauh serasa dekat. Contoh kongkretnya adalah
saat bepergian. Saat saya menemani seorang teman lama yang katanya kangen ingin
menemui saya, nyatanya selama saya menemani dia hanya mengakibatkan saya tak
ingin menemani dia lagi. Karena sepanjang perjalanan, dia lebih banyak
mengahbiskan waktu dengan berkomunikasi melalui telpon genggamnya dan saya
menjadi patung hanoman yang memandangi sebagai saksi bisu.
Sejatinya kritik ini untuk saya juga yang berusaha
menyeimbangkan pola komunikasi yang baik dengan teman, keluarga, dan siapapun
juga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar